Marak Penggunaan Bom Ikan di Raja Ampat, Nelayan Lokal Meradang

Senin, 11 September 2017 - 06:18 WIB
Marak Penggunaan Bom Ikan di Raja Ampat, Nelayan Lokal Meradang
Marak Penggunaan Bom Ikan di Raja Ampat, Nelayan Lokal Meradang
A A A
SELPELE - Pengeboman ikan di pulau bahari Raja Ampat, Papua Barat marak terjadi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Lokasi pengeboman ikan yang dilakukan oleh oknum nelayan atau biasa dikenal perompak terjadi di lokasi konservasi Raja Ampat.

Hal ini membuat nelayan lokal yang mendiami pesisir pulau konservasi Pulau Wayag, Balbalak dan Pulau Sarparang meradang karena mereka kesulitan mencari ikan.

Dari pantauan di lokasi didapati beberapa pencari ikan yang diduga merupakan oknum nelayan pengguna bom ikan sedang beraksi.

Petrus Ayelo Gimla, salah seorang nelayan di kampung Selpele menceritakan kelompok perompak ikan dengan cara membom ikan di perairan Raja Ampat, sering membom ikan dengan bahan peledak di sekitar pulau Balbalak, pulau Sarparang dan pulau Wayag.

"Mereka sering mengebom ikan di Pulau Balbalak, Sarparang dan dekat ke Pulau Wayag. Para perompak ini setiap melakukan aksinya berjumlah enam orang dengan menggunakan perahu motor templek," jelas Petrus saat berbincang-bincang dengan MNC Media Group, di kampung Selpele, Minggu, (10/9/2017).

Petrus dan rekan-rekannya yang merupakan nelayan lokal dengan alat tangkap tardisional mengaku sudah sering bertemu para pengebom ikan, namun Petrus dan rekan-rekannya tak berani untuk menghalangi para perompak tersebut karena takut diserang.

"Kondisi ini berdampak luas pada hasil tangkapan para nelayan di kampung Selpele. Karena kami para nelayan harus mencari ikan keluar sangat jauh dari lokasi-lokasi yang biasa. Sebab ikan-ikan sepertinya sudah menjauh," terang petrus.

Kasat Pol Air Polres Raja Ampat Iptu Saroji yang dikonfirmasi MNC Media mengaku belum mendapatkan laporan tersebut, namun menurutnya beberapa waktu lalu petugas patroli Pol Air sempat menangkap para pelaku pembom ikan.

"Keterbatasan sarana dan prasarana menjadi kendala utama kita dalam menjalankan patroli di pesisir pesisir kepulauaan Rja Ampat," sebutnya.

Sementara Kepala Badan Layanan Umum Daerah Adrianus Kaiba mengaku, pihaknya kerap melakukan patroli ke wilayah-wilayah yang diduga dijadikan sasaran pengeboman ikan.

"Namun saat tiba di lokasi pihaknya tidak pernah bertemu dengan para pembom ikan tersebut diduga mereka sudah kabur. Yang jelas masalah ini menjadi tanggung jawab kita bersama," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3813 seconds (0.1#10.140)